
Perbedaan Selling dan Marketing tentunya sudah bukan hal yang asing bagi kita. Bahkan kita pun juga mungkin melakukan transaksi selling kecil-kecilan. Selama masyarakat membutuhkan barang dan proses produksi barang terus berjalan, maka kegiatan penjualan akan selalu ada.
Selling merupakan kegiatan menawarkan dan menjual barang atau jasa yang bertujuan untuk meningkatkan performa sebuah perusahaan. Sebelum mengetahui lebih jauh mengenai selling, yuk kita simak dulu pengertian selling melalui artikel ini!
Daftar isi
Apa Itu Selling?
Pengertian selling atau penjualan merupakan aktivitas menawarkan dan menjual barang atau jasa kepada konsumen yang bertujuan untuk meningkatkan omzet perusahaan yang memproduksi produk tersebut.
Kemudian, omzet yang meningkat ini juga meningkatkan kesempatan sebuah perusahaan untuk melakukan ekspansi bisnis di masa depan. Biasanya, sebuah perusahaan memiliki satu tim yang fokus untuk melakukan aktivitas penjualan.
Hal Apa yang Ingin Dicapai Dari Selling?
Baca Juga : Langkah-Langkah Menjadi Affiliate Marketer, Ladang Cari Cuan 2023
Tujuan utama yang ingin dicapai dari aktivitas selling adalah untuk meningkatkan omzet perusahaan. Kedua, selling bisa juga bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai produk jualan kita kepada calon pelanggan. Kemudian, selling dapat membantu tenaga sales untuk memberikan pelayanan terbaik kepada calon pelanggan merasa puas membeli produk kita.
Ada Berapa Jenis Strategi Selling yang Dapat Ditemui Sehari-Hari?
Agar produk yang ditawarkan oleh suatu brand dapat terjual habis, diperlukan strategi-strategi penjualan yang jitu. Di dalam dunia sales, terdapat tiga jenis strategi selling, yaitu up-selling. down-selling, serta cross-selling.
Ketiga strategi selling ini merupakan strategi selling yang paling banyak diterapkan segala jenis transaksi jual-beli, termasuk transaksi yang dilakukan secara daring. Nah, sebenarnya apakah perbedaan dari ketiga strategi selling ini? Yuk, kita cari tahu bedanya dari ulasan berikut ini:
- Up-selling
Jenis selling yang pertama ini merupakan cara selling di mana penjual menawarkan opsi produk yang sama tetapi yang memiliki value atau kuantitas lebih tinggi. Tujuannya untuk menawarkan keunggulan produk yang lebih tinggi dibandingkan pilihan pertama. Contoh up-selling bisa kita lihat di sebuah coffee shop yang menawarkan beberapa jenis ukuran minuman, mulai dari yang terkecil hingga paling besar.
- Down-selling
Berlawanan dengan strategi up-selling yang menawarkan produk dengan kuantitas atau value lebih tinggi, strategi down-selling berupaya untuk menawarkan produk yang kuantitasnya lebih kecil atau memiliki value lebih rendah dibandingkan produk utamanya.
Tujuan dari strategi down-selling, antara lain untuk menggaet calon pembeli dengan penawaran yang lebih mudah dijangkau, meningkatkan awareness pembeli terhadap sebuah produk baru.
Terakhir, strategi ini bertujuan untuk mendapatkan kepercayaan pembeli. Biasanya, down-selling dilakukan dengan cara mengemas produk dalam bentuk sampel atau menawarkan produk dengan harga lebih murah.
Contoh penerapan down-selling, antara lain sebuah aplikasi pemutar musik yang menawarkan paket premium khusus pelajar dan paket premium harian serta paket sampel produk skincare yang bertujuan untuk meyakinkan calon konsumen untuk membeli skincare dengan ukuran standarnya.
- Cross-selling
Strategi penjualan yang terakhir adalah strategi cross-selling. Cross-selling bisa diartikan sebagai strategi untuk menjual kombinasi dari kedua produk. Biasanya strategi ini dilakukan dengan cara menggabungkan produk utama dengan produk pendamping atau dua produk berbeda yang memiliki value seimbang.
Contoh penerapan strategi cross-selling adalah penawaran paket makanan cepat saji yang terdiri dari ayam, kentang, dan minuman soda. Kemudian, ada juga penawaran pulsa atau paket tebus murah yang ditawarkan kasir minimarket, atau paket bundling serum wajah dan micellar water yang diadakan oleh sebuah brand skincare.
Ketiga jenis strategi selling ini secara umum memiliki beberapa tujuan, seperti memperkenalkan produk baru, mengoptimalkan omset penjualan secara keseluruhan, serta memberikan variasi produk yang dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi konsumen.
Baca Juga : Panduan Memahami 12 Konsep Pemasaran Dalam Dasar Ilmu Marketing
Skill yang Dibutuhkan Untuk Penjualan yang Efektif
Tujuan utama selling adalah untuk memastikan agar produk tersebut dibeli oleh sebanyak mungkin konsumen. Selain strategi yang jitu, skill atau keahlian menjual menjadi penting untuk dimiliki oleh sumber daya manusia yang berkecimpung dalam bidang selling. Berikut adalah contoh skill yang akan sangat bermanfaat untuk menunjang penjualan Anda:
- Percaya Diri
Kunci utama untuk meningkatkan sales adalah tentunya kepercayaan diri yang tinggi. Dengan kepercayaan diri yang tinggi, Anda akan dapat menaklukan target penjualan dan meraih jumlah pembeli yang tinggi.
- Negosiasi
Kemampuan negosiasi yang baik sangat diperlukan agar dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak, di kasus ini antara konsumen dan penjual.
- Active Listening
Dalam bernegosiasi, skill mendengarkan secara aktif dapat membantu Anda untuk menciptakan komunikasi dua arah. Tak hanya itu, skill ini juga Anda gunakan untuk memberikan respon terbaik terhadap konteks dalam percakapan antara Anda dan calon pelanggan.
- Komunikasi
Skill komunikasi meliputi kemampuan untuk menyampaikan sesuatu dengan baik, baik secara verbal maupun tulisan dan kemampuan mendengarkan aktif untuk merespon pembicaraan. Skill komunikasi penting untuk menjaga hubungan baik antara konsumen dan perusahaan.
- Product Knowledge
Menjual sebuah produk menjadi kegiatan utama seorang tenaga sales. Dengan mengetahui spesifikasi produk, calon konsumen akan percaya dan yakin untuk bertransaksi dengan Anda atau minimal berinteraksi lebih jauh dengan bertanya lebih lanjut dengan produk yang ditawarkan. Proses pitching atau penawaran pun akan berjalan lancar jika Anda memiliki product knowledge yang mumpuni.
- Empati
Selain menjual, penting juga untuk dapat merasakan posisi sebagai konsumen. Cobalah memahami pikiran calon konsumen melalui percakapan yang Anda lakukan. Dengan demikian, terciptalah perasaan bahwa calon konsumen merasa diutamakan dan dipahami. Lalu, bukan tidak mungkin juga calon konsumen itu menjadi konsumen tetap Anda.
- Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional mampu membangkitkan mood calon konsumen Anda dan dapat mengendalikan emosi calon konsumen. Jika sudah berhasil mengendalikan emosi calon konsumen, Anda pun bisa melakukan proses penjualan dengan mudah.
Lalu, Apa Bedanya Selling dan Marketing?
Selling dan marketing bisa dibilang beda-beda tipis. Tujuan kedua kegiatan ini pun sama, yakni untuk menggaet calon pelanggan dan untuk menarik perhatian pelanggan agar mau membeli produk kita. Namun, ternyata cara kerja marketing dan selling bisa dikatakan berbeda, lho. Yuk, kita simak dahulu definisi dari kegiatan marketing berikut ini:
Menurut Chief Marketing Officer Orabrush, Jeffrey Harmon, marketing merupakan cara untuk mengedukasi calon pelanggan mengenai suatu produk. Selain untuk mengedukasi, marketing juga diharapkan dapat memunculkan hasrat kepada pelanggan untuk melakukan transaksi lebih lanjut.
Baca Juga : Cara Menentukan Target Pasar Yang Tepat dan Contohnya
Sedangkan selling lebih mengarah kepada usaha untuk menjadikan calon konsumen menjadi konsumen. Dilansir dari situs Hubspot, sales bertujuan untuk mendapatkan deal atau closing sebanyak-banyaknya.
Jadi, kesimpulannya, marketing merupakan kumpulan strategi untuk memupuk proses penjualan dengan riset dan menjaring target pasar yang sesuai dengan produk yang akan dipasarkan. Sedangkan selling merupakan usaha untuk menjual produk dan mengubah calon target pasar menjadi target pasar perusahaan dalam bentuk deal. Terakhir, ultimate golnya adalah untuk meningkatkan omzet perusahaan.
Nah, itu tadi merupakan pengertian Perbedaan Selling dan Marketing serta seluk-beluk kegiatan selling. Apakah kamu tertarik berkarir di bidang sales?